Jadikan Setiap Masalah Yang Dihadapi Sebagai Media Dzikir Kepada Allah
Pasrah dan berontak silih berganti bagai siang malam lajunya tak bisa berhenti, kata hatiku berbisik " Allah Tak pernah salah dalam bertindak " namun nafsuku bersikukuh "Untuk apa berdoa dan berusaha bila akhirnya asa tak berwujud". Itulah diriku, bukan yang lain.
=========================
Tulisan di atas hanyalah sebagai gambaran keluh kesah seorang Hamba yang imannya naik turun (fluktuatif) seperti harga dolar setiap harinya tak bisa ditebak, sikapnya pun jauh dari istiqomah, tidak ajeg apalagi konsisten.
ALLAH sebagai pencipta tentu sangat paham setiap tindak tanduk hamba Nya maka atas dasar kasih sayang yang tak bertepi Allah membuat aturan hidup, ibarat lomba siapapun saja yang telaten menyelesaikan setiap ujian/rintangan yang disiapkan panitia pastilah akan menjadi pemenang dan berhak mendapatkan tropi, hadiah serta penghargaan sesuai dengan prestasinya.
Nabi Muhammad Saw salah satu contoh Sang pemenang, sejak beliau mengumumkan diri sebagai utusan Allah, penyampai risalah dan pengayom umat cobaan silih berganti mengahampirinya.
Namun karena di dorong kesadaran spritualnya Nabi tak sedikitpun mengeluh, seperti ungkapan bait-bait doa ketika penduduk Thaif mengusir dan melempari Nabi dengan batu, Nabi berlindung di bawah pohon anggur milik Uthbah dan Syaibah. Di tempat itu beliau menengadah ke langit, hanyut dalam suatu doa pengaduan yang sangat mengharukan ;
“Wahai Allah Tuhanku, kepada-Mu aku mengadukan kelemahan diriku, kekurangan daya upayaku dan kehinaanku di hadapan sesama manusia. Wahai Allah Yang Maha Kasih dari segala kasih, Engkau adalah pelindung orang-orang yang lemah dan teraniaya. Engkau adalah pelindungku. Tuhanku, kepada siapa Engkau serahkan diriku? Apakah kepada orang jauh yang membenciku atau kepada musuh yang menguasai diriku.
Tetapi asal Kau tidak murka padaku, aku tidak perduli semua itu. Kesehatan dan karunia-Mu lebih luas bagiku, aku berlindung dengan cahaya-Mu yang menerangi segala kegelapan, yang karenanya membawa kebahagiaan bagi dunia dan akhirat, daripada murka-Mu yang akan Kau timpakan kepadaku. Engkaulah yang berhak menegurku sehingga Engkau meridhaiku. Tiada daya dan upaya kecuali dari-Mu” (Hayatu Muhammad, hlm 187).
Hidup dalam segala bentuk isinya beragam ada yang manis, asem, asin, pahit yang semuanya adalah ujian. Manusia dituntut menjalankan perannya sesuai aturan skenario sang sutradara (Allah) bila bertemu dengan senang maka pandai-pandailah bersyukur dan bila bertemu dengan keadaan yang tak sesuai harapan maka harus bijak mengahadapinya seperti seorang aktor menghadapi lawan main yang kejam (antagonis) yaitu harus sabar, telaten dan bila perlu melawan dengan cara bertahan tanpa harus memukul kecuali dalam keadaan terdesak.
Ada banyak cara dari para kekasih Allah untuk menghadapi ujian dan masalah, salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Almarhum KH. Abdul Haq zaini (salah satu dewan pengasuh PP. Nurul Jadid).
Menghadapi masalah hidup sebagai media dzikir kepada Allah karena manusia biasanya baru akan kembali mengingat Allah bila menghadapi masalah bahkan bila masalahnya tak kunjung sirna bisa berdzikir sembari menangis tersedu sedu tapi bila masalahnya selesai tangisan pun hilang dan hatinya kembali jauh dari Allah.
(وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ)
[Surat Yunus 12]
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan".
Disamping alasan di atas, sudah mafhum bahwa Allah selalu dekat kepada orang yang hatinya hancur ;
فقد أخرج أبو نعيم في الحلية (2: 364) عن مَالِكِ بْنُ دِينَارٍ رحمه الله وهو من صغار التابعين قَالَ: " قَالَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ: يَا رَبِّ أَيْنَ أَبْغِيكَ؟ قَالَ: أَبْغِنِي عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوبُهُمْ "
Abu Nu'aim menceritakan dalam kitab Al Hilyah bahwa Malik bin Dinar (golongan Tabi'in) berkata : "Nabu Musa bermunajah kepada Allah : Ya Allah dimanakah aku akan mencari Mu ? Allah menjawabnya : Carilah Diri Ku di sisi orang yang hatinya hancur.
(KH. Abdul Haq Zaini, LC)
Oleh: Kh. M Musleh Adnan


Post a Comment for "Jadikan Setiap Masalah Yang Dihadapi Sebagai Media Dzikir Kepada Allah "