Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pagiku Bersama Kisah Nyata Mukidi

Tepatnya jam 06.00 wib terdengar suara orang laki-laki mengucapkan salam di teras rumahku, akupun bergegas keluar rumah dan aku sedikit kaget karena ternyata tamu itu adalah temanku MUKIDI yang sering bersua di luar indonesia sebuah tempat nun jauh di sana (nama negaranya ANTAH BERANTAH ).


Dia tergolong sukses dengan indikator kalau pulang ke indonesia per tahunnya selalu bawa pulang uang ratusan jeti, cukup membuat banjir satu kampung bila dibelikan cendol. Dia punya mobil pribadi keluaran anyar, tanah juga sudah beli apalagi rumah sudah licin berkeramik dan berinterior mewah, MUKIDI ini kalau pulang ke indonesia tak pernah lupa menyambangi teman-teman se almamater untuk sekedar berbagi lembaran uang bergambar SOEKARNO-HATTA sebagai tanda syukur kepada Allah

من لم يشكر الناس لم يشكر الله

Siapa saja yang tak berterima kasih kepada manusia maka dia hakikatnya tak pernah berterima kasih kepada Allah

Maklum lah MUKIDI ini alumni pesantren terkemuka di daerahnya, pasti dia paham dalil dan mengamalkannya.

Namun di tahun ini MUKIDI rupanya kena musibah bernuansa romantisme hati sebuah lembaran kisah cinta di masa masa lalu (CLBK).
(Oh iya ! Hampir lupa dan terloncati, sebenarnya MUKIDI sudah punya isteri dan anak.)

Berawal ketika MUKIDI mengikuti ujian di KJRI tahu-tahu telpon selulernya berbunyi dan ketika diangkat terdengar suara wanita yang lapat-lapat mengingatkan cerita lama ketika masa sekolah di SLTP, akhirnya kisah lama terungkap kembali.

وكم من منزل يألفه الفتى # وحنينه ابدا لأول منزل

Banyak tempat yang memikat hati pemuda # tapi hatinya tetap merindukan tempat (hati) pertama yang pernah dia tinggali.

#bersambung

Post a Comment for "Pagiku Bersama Kisah Nyata Mukidi"